Kamis, 20 November 2008

Dont be a grumpy when d road gets bumpy..
just smile n smile n be happy..!!

"membuat aku berfikir lbh panjang"



smua decision kan ada risk nya..
itu buat kita belajar gimana bersikap untuk mengatasinya..
dari yg pait-pait kita bisa tau betapa nikmatnya manis..
belajar dr hal-hal yg kecil-kecil untuk menjadi besar.
aku ingin mimi bijak menyikapi hidup.. itu buat mimi jd mimi yg tegarhmm
aq jadi bawel ya..
sayang kamu banget... sayang banget.

" terima ksih mama... aku juga sayang kamu banget"
forever young.. hahah!!

cuma kita yang tahu titik

Augusta jd salah satu d best session..
great day... amazing time di hidup aku.... n mimi jd my special one..
feels like wanna hold .. tight n kiz u with all of my heart

"aduh senang sekali gw... bahagia sepanjang masa"

Kebencian adalah Energi

Rabu, 19 November 2008

terlilit paradigma dosa di ruang sempit tak bertuhan
ringkih jiwaku berat menopang bongkahan beban menghujam
ucap kalimat tak bersuara kutuk tuhan dan ambil nyawaku
intuisi tak lagi bermakna buang raga tertelan alam semesta

sesal tak berujung.... darah merah berganti hitam
hitam dan kelam.. tarik nafas dalam kematian

tuhan ambil jiwaku... buang jasad pada anjing jalang..
norma telanjang malukan tuhan tak berperasaan...

Untuk dia yang pernah ku anggap penting!!

Sebut saja dia wanita tak bernama, sebut saja dengan kata ganti "dia", aku lebih menyukai ketika semua orang mengetahui tetangnya dari bisik-bisik diluar sana, aku lebih senang ketika semua orang bahkan tak kuijinkan menyebut namanya, karena aku pun hanya akan menuliskannya demikian.


Adalah dia yang ada walau tak pernah benar-benar hadir di hidupku selama 4 tahun terakhir, adalah dia yang terus-menerus membuatku mengharap, adalah dia dengan segala kekurangan yang membuatku terus mencinta, adalah dia yang kudaulat menjadi cinta platonisku.

Dia yang kini membuatku mencinta dan bercinta di sisi lain.


Ah...harapan ini terkubur cukup lama, cukup waktuku untuk mengaguminya diam-diam, untuk selalu berusaha terlihat sempurna di hadapannya, dihadapan perupaku yang anggun, perupaku yang berkarya lewat suara, perupaku yang membenci setiap detail tentang diriku.

Namun api tak pernah padam untuknya, hasratku menampik ajakan logika untuk melupakannya dan mencintai hadiah yang dikirimkan Tuhan untukku dengan sepenuh hati, ya benar...telah diturunkan oleh Penciptaku sebuah keajaiban, kali ini berwujud bidadari yang pura-pura menjadi manusia, aku percaya itu hadiah untukku, hadiah untuk perbuatanku yang selalu membuatNya tertawa, hadiah atas penyesalanku yang mendalam, hadiah atas pengkuan dosaku.


Walaupun sesenang, segembira, sebahagia, atau sepuas apapun yg kurasa atas hadiah Tuhanku, aku tetap mengosongkan satu ruangan di tengah-tengah hatiku untuk dihuni olehnya, oleh dia yang tak pernah menyematkan apapun dalam ingatanku, untuk dia yang bahkan enggan melihatku lakat-lekat.

Ini sudah 4 tahun, ini sudah cukup dikatakan lama, kenapa dia tak juga minggat dari dalam sini, beberapa pria hilir-mudik di dalam sini, masuk kemudian keluar, masuk dengan senyuman, dan keluar meninggalkan tangisan, tapi kenapa dia tak pernah rela barang sebentar untuk menyambangi ruangan kosong yang sengaja kupugar untuknya, yang didalamnya kuasa waktu sengaja kupatahkan, ruangan yang kudatangi setiap hari hanya untuk melihat apakah terdapat tanda-tanda kedatangannya, apakah ia meninggalkan jejak di kasur putih yang setiap hari kurapihkan untuknya rebah nanti...tapi tidak, selalu seperti ini setiap harinya-- kosong tak berpenghuni, menyiratkan sepi yang senyap.


Dan kini dia semakin besar , semakin tinggi, dan semakin jauh dari jangkauan.

Ya Tuhan inikah rasa yang kau janjikan indah, inikah cinta yang memulai kehidupan, mengapa semakin kering kurasa, semakin dalam samudera yang Kau ciptakan di dalamnya.

Ya Tuhan diakah orangnya, orang yang akan membuatku selalu mengurut dada, sambil menangis dan meragui kuasaMu...

Kalau memang iya pun tak apa-apa, aku mencintainya, aku menggilainya, aku mengharapkannya, aku bahkan melafadzkan namanya lebih sering ketimbang menyerukan namaMu, ampuni aku, cinta ini...cinta platonisku


Dan semoga kau membaca ini semua, semoga kau tahu siapa yang kumaksud dengan "dia" disini, dan ketika kaubaca, kuharap kini kau mengerti, betapa aku tidak menuntut kasih serta kelembutan serta perasaan yang mendalam darimu, betapa aku tidak menginginkan panggilan sayang atau belaian mesra darimu, betapa setiap kekaguman yang kau curahkan pun tak berarti apa-apa.

Dan kuharap kau tahu tempat dimana ruangan pribadimu kujaga baik-baik, untuk akhirnya kau datangi nanti, untuk selanjutnya mungkin ingin kau huni, dengan segenap kemarahan, benci, ataupun kenistaan tak apa, aku justru menikmatinya, menikmati setiap caci yang kaulontarkan, menghargai setiap maki yang kau beri bagai sabda.

Dan bolehkan aku meminta, satu kali ini saja...untuk dia yang namanya takkan kuteriakan, untuk dia yang namanya terlarang diucapkan, untuk dia yang kuanggap tak bernama...biarkan aku sekali saja ya, atau jika mungkin kau mengijinkan lebih, biarkan aku rebah diatasmu, biarkan aku hirup aroma tubuhmu, biarkan aku merasuk lewat setiap pori yang ada di tubuhmu. Karena mungkin hanya itu yang sanggup kumiliki, karena mungkin hanya itu yang kuingini, karena mungkin hanya itu yang kuharapkan...ya hanya itu, persetubuhan tanpa bersetubuh