how to make banner??

Sabtu, 27 Desember 2008

mau buat banner untuk blog atau friendster ?




http://www.mybannermaker.com/
place for build banner for your site etc .
you kan choose size, background, text,border and effects .
wanna try ?

God Blessed Fascists "homicide"

Kamis, 25 Desember 2008


Adalah bagaimana manusia menyebut nama tuhannya : “tebas lehernya dahulu baru beri dia kesempatan untuk bertanya” / pastikan setiap tema legitimasi agama seperti hak cipta / supaya dapat kucuci seluruh kesucianmu dengan sperma /

persetan dengan Surga® sejak parameter pahala / diukur dengan seberapa banyak kepala yang kau pisahkan dengan nyawa / kini leherku-lah yang membuat golokmu tertawa / target operasi di antara segudang fasis seperti FBR di Karbala /

karena aku adalah libido keamarahanmu yang terangsang dalam genangan darah / selangkangan Shanty jika kau menyebut parang bagian dari dakwah / melahap dunia menjadi pertandingan sepakbola / penuh suporter yang siap membunuh jika papan skor tak sesuai selera /

para manusia-unggul warisan Orientasi Mahasiswa / paranoia statistika agama, wacana-phobia ala F.A.K / B-A-K-I-N tak pernah bubar, mewujud dalam nafas kultural / persis wakil parlemen yang kau coblos dan kau tuntut bubar / partai bisa ular, belukar liberal /

Gengis Khan mana yang coba definisikan moral / persetankan argumentasi membakar bara masalah / dengan kunci pembuka anti-dialektika komprehensi satu bahasa / instruksi air raksa mereduksi puisi hingga ke level yang paling fatal / kehilangan amunisi, sakral adalah ambisi / wadal modernisasi, program labelisasi Abu Jahal / distopia yang tak pernah sabar untuk menuai badai

Untuk setiap kebenaran dan keagungan yang kau bela dengan dakwah / dan membuat orang lain mati bersamamu / untuk setiap ide yang kalian berangus atas nama surga yang kalian harapkan /

Aku bersumpah untuk setiap jengkal markas yang dianggap layak bongkar / dan setiap buku yang nampak lebih berguna jika terbakar / jika setiap hal harus bergerak dalam alurmu yang sakral / sampai api terakhir pun, neraka bertukar tempat dengan aspal / batalyon pembenci Gommorah sucikan dunia dengan darah / tipiskan batas antara kotbah dengan gundukan sampah / jika membaca Albert Camus menjadi alasan badan-leher terpisah / lawan api dengan api dan biarkan semua rata dengan tanah / lubang tai sejarah, memang dunia adalah / kakus raksasa nikahi bongkah kranium kerdil berpinak ludah /

jika idealisme-mu tawaran untuk mengundang surga mampir / berikan bendera dan seragammu, kan kubakar sampai arang terakhir / sratus kali lebih dangkal dari kolom Atang Ruswita / seribu kali lebih busuk dari tajuk majalah Garda / untuk semua idiot yang berfikir semua ide dapat berakhir diperapian / tak ada dunia yang begitu mudah untuk kalian hitamputihkan /

mendukung keagungan layak Heidegger mendukung Nazi / propaganda basi, wahyu surgawi dengan bau tengik terasi / jika suci adalah wajib dan perbedaan harus melenyap / maka jawaban atas wahyu parang dan balok adalah bensin, kain dan botol kecap/ fasis yang baik adalah fasis yang mati / fasis yang baik adalah fasis yang mati / fasis yang baik adalah fasis yang mati / tunggu di ujung jalan yang sama saat kalian mengancam kami! /

Kultum Dasamuka / dengan atau tanpa label agama / fasis tetaplah fasis /

Apakah kita akan diam saja melihat pola iblis ini / apakah kita akan diam saja menyaksikan mereka diam-diam menanamkan bibit-bibit fasis pada anak-anak kita / kita harus segera memusnahkan mereka sampai ke akar-akarnya / mereka itu hanyalah sampah masyarakat / yang tak pernah layak untuk hidup di bumi indonesia / mereka hanyalah orang-orang yang tak pernah diberi izin untuk hidup oleh tuhannya / dan hanya layak dilenyapkan /


NB: cerita di atas untuk sbuah organisasi yg mengatasnamakan sbuah agama di indonesia di tambah no sim ku hilang entah kemana!! anjist untuk smuanya.
aku mau muntah!!

pengantar menuju kota fantasi..

Rabu, 24 Desember 2008


Oh..indahnya kota ini, begitu terang dikala malam, begitu ramai dikala siang. Di sudut-sudut kota begitu ramai mereka yang terlelap beralaskan kardus dikala malam. Di tengah-tengah kota, di pusat keramaian, di jalan-jalan utama, begitu ramai mereka yang hilir-mudik dengan beraneka macam busana, beraneka ragam kendaraan, beraneka ragam wajah, beraneka ragam keseragaman. Disana, masih dibawah ketinggian gedung-gedung, terlihat gambar-gambar menarik, dengan model-model manusia berparas menarik, berkomunikasi dengan masyarakat. Kata-kata indah dirangkai sedemikian rupa, mengajak masyarakat menuju dunia yang mapan, membangkitkan hasrat yang sekarang ini gencar diburu setelah lama hanya memburu pada tataran produksi.


Oh..besarnya papan-papan dan spanduk-spanduk kain yang menjadikan kota ini begitu indah. Bila gelap datang, sorot lampu terpusat meneranginya. Sedangkan tidak banyak yang lokasinya tegak berdiri diantara minimnya terang yang menerangi tempat tinggal penduduk, bahkan sengaja di gelapkan karena anjuran birokrat yang berbicara mengenai penghematan. Dan berlomba mengeksplorasi tempat strategis dimana setiap langkah dan diam tidak luput dari penglihatan.


Oh..menariknya para bidadari dan pangeran yang terpampang dari hasil proses seleksi. Putih, cokelat, hitam, biru, merah, kuning, hijau, ungu, dan banyak warna lainnya. Putih untuk menggambarkan putih, emas untuk menggambarkan emas, hitam untuk menggambarkan hitam, hijau untuk menggambarkan hijau, kuning untuk menggambarkan hijau. Pose-pose menarik dari berbagai sudut pengambilan gambar, berdiri, duduk, tersenyum, mengajak menjadi sepertinya.


Oh..indahnya setiap rangkaian kata dengan ukuran-ukurannya yang besar dan cantik. Berbicara, mengajak berkomunikasi, menginformasikan, dan yang menjadi lawan bicaranya menuju tempat berbeda untuk melanjutkan komunikasinya. Dan tak lama terjadi pembicaraan indah diselingi akumulatif nilai. Disana, masih disitu, ada angka-angka dalam format rupiah, bahkan barang-barang komoditi yang dijanjikan gratis kepada mereka yang setia berinteraksi. Interaksi dalam pasar, pembeli dan penjual. Gratis segratis nota yang diberikan setelah melakukan transaksi tunai.


Dulu, semasa aku masih berada di bangku sekolah, temanku adalah seorang yang aktif dalam kepengurusan osis, khususnya sebagai pengurus mading. Cukup banyak dalam satu minggu dia mendapatkan kertas-kertas penuh tulisan maupun gambar. Di hari terakhir sekolah dalam satu minggu, dia selalu sibuk memilah apa yang akan dia tempelkan di mading sekolah. Tentunya apa yang hendak ditempelkan harus memiliki tujuan, tujuan yang sudah ditentukan, penuh dengan pesan moral, pengetahuan positif, dan jauh dari pembangkangan. Dan tentu saja semua telah diatur dalam sistem yang telah mapan dan mengatur agar sistem tersebut selalu mapan.

mimi lelah.. istirahat!!

Bersama kita mengakhiri satu fase

syachmare.. mimi
Mungkin ini adalah sebuah akhir dari kebersamaan kita pada setiap fase dalam menepis awan pekat yang menghadang langkah kita menggapai bintang kala malam-malam di antara benderang lampu kota berdansa. Saat kita terbangun dengan kekhawatiran yang melanda kala senja menghantarkan mentari beristirahat dan kita menelusuri lorong gelap mencari harapan untuk secercah cahaya dari lilin yang terkadang palsu. Hingga kita bersama menyambut mentari dengan lelah tertahankan, dan reaksi kimia legal yang menjembatani menuju alam tak sadarkan terbengkalai oleh kekuatan yang menahan untuk tak terpijakkan. Berbatang asap rokok menyelimuti rongga paru kita, sesak dan mencoba untuk menahannya, lalu kita terkulai lemah tak bergairah di peristirahatan.

Setiap detik yang terlewati membentuk sebuah pola dengan nalar berbeda, dan berkembang menjadi negasi-negasi pada setiap argumentasi kita hingga ribuan pertikaian tanpa darah tercatat pada lembaran kertas berwarna jingga. Kemudian terbakar, hingga jingganya tak lagi terlihat. Namun tak pernah terlupakan dan mendendam. Pengkhianatan dan kebohongan kecil tak terhindarkan akibat lelah mendalam yang ditandai dengan menghilangnya salah satu dari kita. Lalu mata asing berbicara kepada yang lainnya dengan penampakkan nyata yang kasat olehnya. Lalu muncul kembali dan kita melupakannya segalanya.

Kita belajar membaca, menulis, berjalan dan merajut besi-besi runcing pada tombak amarah, dan semua itu takkan pernah berakhir hingga kontrak hidup kita dengan sang pencipta.

Resah, lelah, dan kekhawatiran yang terbakar oleh amarah berkolaborasi menjadi satu membentuk sebuah busur panah yang dapat menjadi boomerang bagi kita. Hingga kita berdarah, mengerang depresif, dan merangkak mencari tempat berlindung sementara. Dan kita mengawalinya kembali dengan kekhawatiran yang sama.



.....

ps : saya tidak tahu apakah tulisan ini masih relevan, tulisan ini saya buat di akhir tahun 2006. untuk seorang sahabat yang harus saya tinggalkan dan sekarang dia harus meninggalkan saya. seseorang yang sama untuk tulisan yang sama :) goodbye my brotha...gudluck!!!!! saya dan yang lain akan merindukan saat-saat yang tidak pernah terlupakan saat kita bersama-sama menghabiskan hari...

UDCAH UCHAN GACHA OCJEK BECHEK-BECHEK

Kamis, 18 Desember 2008

interview with Cinta Laura
Once upon a time.

Yes, akhirnya aku bisa wawancara dengan idola anak muda masa kini! Weits, siapa lagi kalo bukan Cinta Laura Kiehl, you damn right guys! Aduh aku grogi banget nih *mata kedip-kedip* apalagi ini wawancara pertama kali ma artis
sejak aku keterima jadi wartawan infotainment Chek & Bechek. Baiklah, kita mulai ya.
Mimi aka kill_me si Wartawan : “Halo Cinta, dueh cantik banget nih.” *senyum lebar*
CL : *bibir mulai seperti cumi-cumi* “Thanks mimi. So what can I banchu?”
Mimi aka kill_me si Wartawan: “Cinta, udah punya boyfriend baru belum nih?”
CL: “Hm beylumh. By teh way akhu gak suka dengan iscilah boyfriend.. Aku lebih suka disebut cheman dekat.. Cheman buat punching, running, lari lari kecil.”
Mimi aka kill_me si Wartawan: *duh pacaran aja ma anjing peliharaan* “Oh gitu. Terus udah gak ma Darwin ya sekarang?”
CL: “Ichu bechul!”
Mimi aka kill_me si Wartawan: “Lho kenapa dulu bisa suka?” *wajah penasaran*
CL: “Kayrena Darwin itu smart, pinthar.”
Mimi aka kill_me si Wartawan: *du du du, sama aja kali jeng smart ma pintar* “Loh padahal dulu kalian tuh mesraaaa banget! Apalagi waktu itu sempet ngasi hadiah ultah ke dia, iya kan?”
CL: “Ichu bechul. Duylu semphet thingking mauh kasyih perfume, tapih kacha mama akhu, perfume ichu wanginya gak longlasting. Jadi mendingan kasi bracelet from platina.”
Mimi aka kill_me si Wartawan: *kepala udah mulai pusing* “Hm Cinta, maaf nih, kamu kok memang susah ya ngomong pakai bahasa Indonesia?”
CL: “Akhu bukannya cannot speak in Indonesyaaan bahaawsaa, cuwwma prefer talk in english, its fun you know!”
Mimi aka kill_me si Wartawan: *senyap* “Oh I know. I know. Cerus. Eh terus Cinta, dulu jaman bulan puasa katanya suka berbuka dengan sushi atau puding, masih suka makan itu?”

CL: “Cool! Kamhu ingeth ajya. Chuuushyyyii sama phudding scrawberry my favorite food kharena vaicheminnya shama pruceinnya chukup, in my school ithu makhanannyha lhengkhap and enhak enhak bhanghet! Sebencar.. Guys.. I would
like to eat sussccchhyyyiiii.. . Wanna?!” *Cinta berteriak ke temen-temen kru shootingnya*
Mimi aka kill_me si Wartawan: *sialan aku gak ditawarin* “Tapi Cinta, denger-denger kamu punya penyakit maag, kalo kambuh beli obat dimana dong?”
CL: “Chintah engga tauh yah soalnya sama mamah engga boleh belyi obathh warungh gethu seh .. I prefer beli di aphoteg. Taphi sempeth wakcu kambuh Chintah confused belyi obath.”
Mimi aka kill_me si Wartawan: “Lho kenapa?!”
CL: “Cause di luar ujyaan, becyegh, gak ada ojyegh..”
Mimi aka kill_me si Wartawan: *pengen ngelempar mic ke mukanya* “Oh gitu. Eits hampir lupa. Selamat ya, Cinta kan mau maen film perdana Oh Baby, seru banget sepertinya, jadi dancer kan ceritanya? Susah gak perannya?”
CL: “Akhu emanghh bissya denss jadi gak susyahh.”
Mimi aka kill_me si Wartawan: “Terus kok pake acara fitness segala buat persiapan, kenapa gitu?”
CL: “Mewrekha syih ghak syuruh akhu apha-apha, ghak syuruh akhu fitness, merekha bilhang badan akhu udah bagus, taphiy akhu aja yang puenghen, cause you know, maysa denser badhannya biasa aja, harusnya sesuatu speccciall dhong! Apalaghi salah sacu pemainnya disicu berocot bangeth capi cowok, so fantastic!, Boom, aku ghak mau kalah! Hihihi.” *CL tertawa dengan semangatnya*
Mimi aka kill_me si Wartawan: *gak tau mau ngomong apa lagi* “Terus Cin, gak capek fitness gitu?”
CL: “Aghak sedikit linyu-linyu capi sehabis training akhu gak ngerasa chapeck sayma sekali, I dont know mungkyin kareyna akhu dulhu memang athelete banget crus sering banget olah rayga, buat akhu iniy secelah habis training gak
capheck sama sekaliy.”
Mimi aka kill_me si Wartawan: *semakin merasa menyesal* “Cerus. Eh terus kalo dah sixpack mau ngapain
dong?”
CL: “Nanthi kalo udah dapath six pack akhu mau mancain sixpack aku and you know, jangan sampe makanannya ghak koncrol lagi, aku ghak mau, kareyna akhu mau always look really good, haha.” *mulut cumi-cuminya bergetar hebat*

Mimi aka kill_me si Wartawan: *tatapan ngeri* “Baiklah Cinta, makasih ya untuk waktu wawancaranya. Ada pesan-pesan buat penggemar di rumah?”
CL: “I just wanna say selamat caun baryu walau udah lewat.. Wish all your wishes come true. Yeahh.. Rock on!”
Mimi aka kill_me si Wartawan: *aku menyesal menjadi wartawan infotainment.*
Note: Semua jawaban Cinta Laura dikompilasi dari interview nyata para wartawan infotainment yang luar biasa tabah.

Yeahh. Rock on! *kyaa! Lariii!!*
_________________
-write by: mimiscapeekopeec-

semiotika raja tega

Rabu, 17 Desember 2008

MC hari ini lebih banyak memakai topeng dari Zapatista
hampir sulit membedakan antara bacot patriot dan miskin logika
bicara tentang skill dan kompetisi, mengobral sompral
jatuh setelah berkoar, lari dengan ujung kontol terbakar
MC butuh federasi dan breakbeats berdasi
untuk sekantung wacana basi dan eksistensi
MC Tampon, mencoba membuat mall menjadi Saigon
amunisi tanpa kanon, mucikari martir yang gagal mencari bondon
sarat kritik, kosong esensi seperti kotbah kyai Golkar
bongkar essay kacangan lulabi usang pasca makar
gelora manuver rima Kahar Muzakar
tak akan pernah dapat menyentuh beat pembebasan B-Boy Ali Asghar
hiphop chauvinis, kontol kalian bau amis, memang tak akan pernah habis
persis duet Hitler tanpa kumis dan Earth Crisis
krisis identitas, menyebut teman nongkrongnya ‘niggaz’
sebut dan diss nama kami, kubuat bacot kalian karam seperti Tampomas
berusaha setengah mati menjadi negasi
berlindung dibelakang pembenaran interpretasi, basa-basi
mengobarkan kebanggaan dengan microphone terseret
tak sabar menunggu saat monumental kalian berduet dengan Eurrico Guterrez

Ternyata rencana invasimu lebih meleset dari konsepsi
dan prediksi partai marxist akan kematian borjuasi
melemparkan invitasi MC pada setiap rima
dan Homicide masih mendominasi sensus kematian populasi akibat rajasinga
MC adalah negara yang membuat kontradiksi tak pernah benar
tanpa menifestasi yang sesubstansial gerilyawan maoist di Nepal
lirikal neoliberal, yang memaksa indeks lirikmu turun drastis
dan terlihat lebih dungu dari logika formal, terlalu tipikal
dan masih jauh dibawah horizon minimal
memiliki nasib yang sama dengan PSSI dalam kancah internasional
hadirkan konfrontasi maka MC lari mencari pengacara
dan mengakhiri argumen dengan histeria seperti Yudhistira tanpa hak cipta
jangan berharap unggul dengan skill bualan ala TV Media
yang membuat kau dan Iwa tersungkur dalam satu kriteria

///representasi yang membuatmu nampak seperti fatamorgana
membuat setiap microphone battle berakhir dengan wajah yang sama
persetan dengan persatuan, hiphop hanya memiliki empat unsur
dua mikrofon, kau dan aku, tentukan siapa yang lebih dulu tersungkur

Memang memuakkan melayani diplomasi scene lawakan
tapi pasti kalian dapatkan jika kalian menginginkan konflik atas nama kebanggaan .
bidani bacot murahan tentang imortalitas hiphop seperti liang dubur
pahlawan kesiangan yang membuat lagu lama konservatif keluar liang kubur
karena aku adalah seorang kapiten neraka
mematahkan pedang panjang para lokalis duplikat dan plagiat para Wu-Tang
arwah objek kritik lapuk layak sosialisme ilmiah
kalian ancam kami dengan lulabi akidah
paku dalam bingkai kaca keagungan moralitas, persetan kuantitas
kematian memang identitas yang tak perlu imortalitas
label adalah reduksi, komoditas residu industri
kultural hegemoni, membidani oponen dalam posisi
Prosa pramudya yang bukan Ananta Toer
Mengepal jemari meski dengan batas teritori yang terkubur

memenej kalbu tanpa retorika Aa Gymnastiar
menembus urat nadi distribusi tanpa harus membuat izinku terdaftar
MC menabur bensin dan tak pernah punya nyali menyalakan korek
membacot dibelakang punggung lebih parah dari CekNRicek

MAKA IJINKAN PULA AKU UNTUK TERUS TERLELAP BERSAMA DALAM SETIAP PEMBULUH HASRAT.

BERSAMA KITA MENARI DI SATU FASE

"PENJARA BATHIN"

sulit ku ungkapkan beban pikiran, mati terbelengu angan-angan
terkunci erat tanpa bisa berontak aku terlahir cacat di jiwa..

UMPAT DIRI INI ..SETAN IBLIS NERAKA
mencakar jiwa.. butakan hati nurani..

pedih kelabu..perih pilu..
benci lelah tanpa henti

penjara bathin... umpat diri..
penjara bathin.. umpat hati..

putus asa tiada tara...."siksa bathin"

putus asa tiada tara
siksa bathin gores jiwa
nyalang hitam gurat sesal
gelap malam hilangkan akal.

"BK"

Shit!!

Jumat, 12 Desember 2008

Ada apa sih dengan acara di teve?

Pagi acara gosip. Siangan dikit acara gosip. Siang bolong acara gosip. Sore gosip. Malem gosip.
Udah gitu beritanya itu-itu mulu. Luar biasa. Gimana ngga jenuh coba.
Gue jadi males nonton teve.
Emang sih ada acara lain selain acara gosip, tapi apa sih? Paling sinetron ABG, sinetron ibu-ibu, sinetron siluman, reality show yang kayak unreality, mamahmiauw show, dan show-show lainnya.
Acara berita dan acara lain yang mendidik ngga sampe setengahnya.

Jujur gue juga tadinya ngga begitu suka sama nonton berita, tapi makin lama gue harus makin sadar kalo nonton berita lebih bermanfaat ketimbang nonton gosip. Contohnya gue jadi tau kalo Rian Jagal udah tobat dan meminta maaf kepada seluruh warga di Indonesia dan Indra Brugman ternyata bukan pacarnya (loh ini mah gosip juga ya?).

Gue sadar, sebagai manusia sehat gue harusnya tau info-info yang sedang terjadi di sekitar, tapi menurut gue dan untuk diri gue sendiri, nonton gosip tuh ngga usah dijadiin prioritas, tidak seperti oknum yang ngerasa bangga dan gaul karena tau berita terkini dari artis-artis.


oknum: Semalem gue nonton gosip! Sheila masuk penjara udah gitu si Roger ngga mau jenguk gitu isunya. Tau ngga lo?
gue: engga.
oknum: yaah kesian banget lo ngga tau!

TERUS KENAPA GITU??? Apa pentingnya juga kalo gue udah tau? Emangnya gue bisa ngeluarin dia dari penjara? Kan ngga.

Ya yaa yaa bukan salah produser, wartawan, host, atau siapa lah, yang ngebikin masyarakat jadi kecanduan infotainment. Kalo ngomongin salah salah gini ntar gue dituntut dan dibawa ke meja hijau ama mereka jangan-jangan. Lagian Pers udah ada undang-undangnya bukan? Udah gitu takut karma siapa tau nanti gue kerjanya jadi pengganti RUBEN ONSU host-nya KISS, heheu.

Bintang hitam

Dia memang tidak seperti matahariku. Dalam kegelapan justru aku sangat merasakan kehadirannya, alunan merdu suaranya terbang bersama angin malam, berhembus melewati telingaku. Aku mersakan kehangatan angin yang dia hembuskan. Hilang semua kegalauan ketika dia mendekapku, erat, dan harum aroma tubuhnya yang melingkar memutari keberduaan kami menyebarkan kedamaian.

Dia adalah bintang hitamku, yang menjadi pelindungku dari benderang yang menyilaukan

"dia tidak di tempat lain"


Salib dan ummat Kristen, ujung ke ujung, sudah kuuji.
Dia tidak di Salib.
Aku pergi ke kuil Hindu, ke pagoda kuno.
Tidak ada tanda apa pun di dalamnya.
Menuju ke pegunungan Herat aku melangkah, dan ke Kandahar Aku memandang.
Dia tidak di dataran tinggi maupun dataran rendah.
Dengan tegas,
aku pergi ke puncak gunung Kaf (yang menakjubkan).
Di sana cuma ada tempat tinggal (legenda) burung Anqa.
Aku pergi ke Ka'bah di Mekkah.
Dia tidak ada di sana.
Aku menanyakannya kepada Avicenna (lbnu Sina) sang filosuf
Dia ada di luar jangkauan Avicenna ...
Aku melihat ke dalam hatiku sendiri.
Di situlah, tempatnya, aku melihat dirinya.
Dia tidak di tempat lain.

-Jalaluddin Rumi

ada dan tiada

Dia hadir dalam kesedihanku, bukan produk imajiner yang sengaja aku ciptakan sebagai pelipur lara, kini dia ada, berdiri tegak di hadapanku dalam wujud nyatanya.
Terkadang ada rasa rindu yang mengisi kekosongan ruang ini, pintu ruang yang terkunci boleh kau buka, dan hanya dia yang memang mengerti bagaimana caranya melebur bersama kerinduan dalam kekosongan ruang ini

PROSTITUSI DIAM

Rabu, 03 Desember 2008

Dia yang setiap saat ada
Tetapi dalam kemungkinan terkecil tiada
Basi bagai nasi yang sudah 7 hari
Kental pesona roda estetika

Kau terdiam akupun terdiam
Diam dalam nafsu yang sama
Bahkan setengah huruf pun tak mampu
Kau atau aku yang gagu?


Interpretasi hari yang semakin menipis
Rindu hari, hari prostitusi
Apa aku sudah lupa Tuhan?
Sebab aku penuh rasa
Dialah representatif jiwaku
Bias, bisa dan asa

Aku benci jilati tubuhmu
Dalam khayal pengglan imaji
Karena aku benar-benar penuh rasa,
rasa dimana aku terlelap tanpa rasa
Demi ikatan kontol dan memek bisu

Prostitusi yang tetap diam
Sediam bangkai di pojok makam
Sssst… tunggu, aku menunggu…..
Untukmu yang terdiam dan menatap

Dunia memang telah berubah menjadi sekedar tontonan yang monoton tanpa hasrat dan gairah, namun aku tak akan membawa imajiku berlabuh ke dalam sana, aku akan terus ke luar barisan imaji yang monoton dan menonton...

"akhir pagi"

aku menjumpaimu bagai sisa igau panjang

dari mimpi yang lengang.

Kau datang dengan kegelapan,

sisa cahaya berkilat dari pedang berkarat,

Ksatria terluka atau

penjahat yang nyaris tamat riwayat.

Semua ku abai-tanggap,

aku mesti sigap menerima sergapmu

aromamu serupa maut,

kuhirup dalam,

sebelum akhirnya sadar,

wajahmu lembayung mawar

dan tawamu adalah

lagu musim semi

kau bukan mati

yang tengah kunanti

BUNGKAM

KETIKA KATA-KATA TIDAK LAGI BERMAKNA LEBIH BAIK DIAM SAJA

Selasa, 02 Desember 2008

Otaku buntu malam ini..
tidak tahu mengapa..
apa yang meracuni otaku?????

Kosong!!! kosong!!! kosong!!!

Kamis, 20 November 2008

Dont be a grumpy when d road gets bumpy..
just smile n smile n be happy..!!

"membuat aku berfikir lbh panjang"



smua decision kan ada risk nya..
itu buat kita belajar gimana bersikap untuk mengatasinya..
dari yg pait-pait kita bisa tau betapa nikmatnya manis..
belajar dr hal-hal yg kecil-kecil untuk menjadi besar.
aku ingin mimi bijak menyikapi hidup.. itu buat mimi jd mimi yg tegarhmm
aq jadi bawel ya..
sayang kamu banget... sayang banget.

" terima ksih mama... aku juga sayang kamu banget"
forever young.. hahah!!

cuma kita yang tahu titik

Augusta jd salah satu d best session..
great day... amazing time di hidup aku.... n mimi jd my special one..
feels like wanna hold .. tight n kiz u with all of my heart

"aduh senang sekali gw... bahagia sepanjang masa"

Kebencian adalah Energi

Rabu, 19 November 2008

terlilit paradigma dosa di ruang sempit tak bertuhan
ringkih jiwaku berat menopang bongkahan beban menghujam
ucap kalimat tak bersuara kutuk tuhan dan ambil nyawaku
intuisi tak lagi bermakna buang raga tertelan alam semesta

sesal tak berujung.... darah merah berganti hitam
hitam dan kelam.. tarik nafas dalam kematian

tuhan ambil jiwaku... buang jasad pada anjing jalang..
norma telanjang malukan tuhan tak berperasaan...

Untuk dia yang pernah ku anggap penting!!

Sebut saja dia wanita tak bernama, sebut saja dengan kata ganti "dia", aku lebih menyukai ketika semua orang mengetahui tetangnya dari bisik-bisik diluar sana, aku lebih senang ketika semua orang bahkan tak kuijinkan menyebut namanya, karena aku pun hanya akan menuliskannya demikian.


Adalah dia yang ada walau tak pernah benar-benar hadir di hidupku selama 4 tahun terakhir, adalah dia yang terus-menerus membuatku mengharap, adalah dia dengan segala kekurangan yang membuatku terus mencinta, adalah dia yang kudaulat menjadi cinta platonisku.

Dia yang kini membuatku mencinta dan bercinta di sisi lain.


Ah...harapan ini terkubur cukup lama, cukup waktuku untuk mengaguminya diam-diam, untuk selalu berusaha terlihat sempurna di hadapannya, dihadapan perupaku yang anggun, perupaku yang berkarya lewat suara, perupaku yang membenci setiap detail tentang diriku.

Namun api tak pernah padam untuknya, hasratku menampik ajakan logika untuk melupakannya dan mencintai hadiah yang dikirimkan Tuhan untukku dengan sepenuh hati, ya benar...telah diturunkan oleh Penciptaku sebuah keajaiban, kali ini berwujud bidadari yang pura-pura menjadi manusia, aku percaya itu hadiah untukku, hadiah untuk perbuatanku yang selalu membuatNya tertawa, hadiah atas penyesalanku yang mendalam, hadiah atas pengkuan dosaku.


Walaupun sesenang, segembira, sebahagia, atau sepuas apapun yg kurasa atas hadiah Tuhanku, aku tetap mengosongkan satu ruangan di tengah-tengah hatiku untuk dihuni olehnya, oleh dia yang tak pernah menyematkan apapun dalam ingatanku, untuk dia yang bahkan enggan melihatku lakat-lekat.

Ini sudah 4 tahun, ini sudah cukup dikatakan lama, kenapa dia tak juga minggat dari dalam sini, beberapa pria hilir-mudik di dalam sini, masuk kemudian keluar, masuk dengan senyuman, dan keluar meninggalkan tangisan, tapi kenapa dia tak pernah rela barang sebentar untuk menyambangi ruangan kosong yang sengaja kupugar untuknya, yang didalamnya kuasa waktu sengaja kupatahkan, ruangan yang kudatangi setiap hari hanya untuk melihat apakah terdapat tanda-tanda kedatangannya, apakah ia meninggalkan jejak di kasur putih yang setiap hari kurapihkan untuknya rebah nanti...tapi tidak, selalu seperti ini setiap harinya-- kosong tak berpenghuni, menyiratkan sepi yang senyap.


Dan kini dia semakin besar , semakin tinggi, dan semakin jauh dari jangkauan.

Ya Tuhan inikah rasa yang kau janjikan indah, inikah cinta yang memulai kehidupan, mengapa semakin kering kurasa, semakin dalam samudera yang Kau ciptakan di dalamnya.

Ya Tuhan diakah orangnya, orang yang akan membuatku selalu mengurut dada, sambil menangis dan meragui kuasaMu...

Kalau memang iya pun tak apa-apa, aku mencintainya, aku menggilainya, aku mengharapkannya, aku bahkan melafadzkan namanya lebih sering ketimbang menyerukan namaMu, ampuni aku, cinta ini...cinta platonisku


Dan semoga kau membaca ini semua, semoga kau tahu siapa yang kumaksud dengan "dia" disini, dan ketika kaubaca, kuharap kini kau mengerti, betapa aku tidak menuntut kasih serta kelembutan serta perasaan yang mendalam darimu, betapa aku tidak menginginkan panggilan sayang atau belaian mesra darimu, betapa setiap kekaguman yang kau curahkan pun tak berarti apa-apa.

Dan kuharap kau tahu tempat dimana ruangan pribadimu kujaga baik-baik, untuk akhirnya kau datangi nanti, untuk selanjutnya mungkin ingin kau huni, dengan segenap kemarahan, benci, ataupun kenistaan tak apa, aku justru menikmatinya, menikmati setiap caci yang kaulontarkan, menghargai setiap maki yang kau beri bagai sabda.

Dan bolehkan aku meminta, satu kali ini saja...untuk dia yang namanya takkan kuteriakan, untuk dia yang namanya terlarang diucapkan, untuk dia yang kuanggap tak bernama...biarkan aku sekali saja ya, atau jika mungkin kau mengijinkan lebih, biarkan aku rebah diatasmu, biarkan aku hirup aroma tubuhmu, biarkan aku merasuk lewat setiap pori yang ada di tubuhmu. Karena mungkin hanya itu yang sanggup kumiliki, karena mungkin hanya itu yang kuingini, karena mungkin hanya itu yang kuharapkan...ya hanya itu, persetubuhan tanpa bersetubuh

Pernah Terjatuh...

Kamis, 30 Oktober 2008

syachmare

Apakah kau masih menyimpan catatan tentang kita? Dimana kau menyelipkan tiket kereta api saat kita pulang ke kota Bandung. Kita menggunakan warna baju yang sama, dan kita tersesat di ibukota saat itu. Kita berkeringat akibat panasnya ibukota, lalu aku mengusap keringat di dahimu dengan tanganku, begitu pula denganmu. Di buku itu kau menulis banyak tentang kita, beberapa tiket bioskop, tiket travel dan kereta api. Banyak coretan-coretan gambar hati di buku itu, aku ingat jelas betapa cerianya kau saat menunjukkan buku itu padaku. Ada banyak photo kita berdua disana, di sebuah buku yang mungkin saat ini telah kau bakar dan menjadi abu…

Apakah kau masih ingat pada malam saat kita berada di sebuah tenda untuk berteduh dari lebatnya hujan? Aku memelukmu yang mengigil kedinginan, itulah kali pertama aku memelukmu. Kita berdua basah, kita berdua sakit setelahnya, namun kau tetap tertawa, tersenyum padaku.



Kau ingat saat kita berkelahi karena aku mencurangimu ketika bermain game? Kau terlihat begitu kesalnya padaku, mencubitku, dan meninggalkanku tidur. Tulisan-tulisan tanganmu tetap berada di ruangan ini dan di dalam hatiku. Tulisan-tulisan yang mengingatkanku akan sesuatu yang menurutmu menyebalkan. Kau memanggilku 'miku', panggilan itu tetap terngiyang di telingaku.



Kau ingat saat malam ulang tahunku? Aku akan selalu mengingatnya 'sayang'. Kau duduk disebelahku, menjagaku, merawatku yang tengah terkapar tak berdaya, hingga pagi menjelang kau masih tetap menjagaku. Aku mendengar isak tangismu saat itu, kau selalu menyalahkan dirimu saat itu, tapi tidak untukku, dan walaupun memang harus seperti itu, itu semua telah terbayar bahkan lebih atas apa yang telah kau lakukan padaku malam itu.



Kau ingat saat aku selalu memarahimu ketika pagi-pagi kau selalu datang ke tempatku, membangunkanku yang tengah tertidur? Kau selalu tertawa dan tersenyum, lalu kau balik memarahiku yang tidak pernah bisa bangun pagi. Kau membawakanku makanan, menyuapiku yang terlalu malas untuk makan, membuatkanku milo, dan membereskan kamarku yang tidak pernah rapih. Di kamar ini bayang-bayang dirimu selalu hadir, seakan jiwamu masih berada disini, walaupun aku sadari bahwa itu hanyalah subjektivitasku belaka dan mustahil jiwa itu masih ingin mengisi ruanganku saat ini.



Kau ingat action figure Elrand milikku, kau menemaniku membelinya, kita bertengkar hebat saat itu, kau selalu mengingatkanku untuk bisa menahan sifat konsumtifku, kau yang tidak pernah mengetahui apa yang dilakukan kapitalis, justru engkaulah yang mengajarkanku untuk bisa menahan diri. Tadi siang mainan itu jatuh, dan saat itu pula aku meneteskan air mata dihadapan teman-temanku yang hanya bisa tersenyum padaku.



Kau ingat hadiah-hadiah yang kau berikan padaku dihari ulang tahunku? Sebuah poster The Beatles dibingkai indah, dengan tulisan-tulisan tanganmu di belakannya dan sebuah buku yang hingga kini belum tamat aku baca. Terima kasih 'blup'…tidak pernah ada hari sebahagia hari-hari saat kita bersama. Karena aku belum mendapatkan seseorang yang begitu memperhatikanku seperti apa yang kau lakukan terhadapku.



Kita pernah memiliki mimpi-mimpi yang sangat indah, kita pernah ingin mengumpulkan uang untuk bisa pergi ke Bali. Namun kau selalu pesismis karena aku yang begitu boros dan tidak bisa mengontrol uang. Kita pernah ingin berenang bersama, namun hingga semua ini harus berakhir itu tidak pernah terlaksana. Mulai dari kau yang tidak pernah mau membeli baju renang, hingga aku yang enggan menghantarkan kau pergi ke Gede Bage untuk membelinya. Kita pernah ingin menonton di Blitz, namun itu pun terlaksana setelah kita mengakhiri hubungan ini. Aku belum pernah sempat menemanimu membeli sepatu yang sama denganku. Rencana ke Dufan yang tidak pernah terlaksana, hingga kau pernah mengeluh padaku kenapa kita tidak pernah bisa kesana, lagi-lagi kau menyalahkan aku yang terlalu boros.



Setelah tanggal 23 yang sangat menyedihkan, aku tidak pernah tidak meneteskan air mata, saat aku menghilang darimu, justru aku ada, aku tengah berada dalam kegalauan, tengah berfikir keras untuk dapat menyeberangi jurang yang ada dihadapan kita. Aku memang berlari jauh meninggalkanmu, namun aku pasti akan berbalik arah, berlari kearahmu, mengajakmu berlari bersamaku, memegang erat tanganmu, bersama-sama meyeberangi jurang itu. Namun ketika aku kembali dan memiliki semua kekuatan yang dapat membawamu bersamaku menyeberangi jurang tersebut, engkau telah tidak berada disana, engkau pun telah berlari dan tidak dapat kukejar kembali. Dan saat aku telah menemukanmu, apa yang telah kumiliki saat ini tidak akan pernah bisa mengajakmu bersamaku.

Awal 2008 yang sangat membahagiakan, kita berdua berjanji untuk saling mencintai. Dan kita menjalani beberapa bulan di tahun ini dengan penuh suka dan cita, hingga kini semua itu harus berakhir…aku akan selalu ingat perkataanmu, 'jangan pernah lari dari kenyataan', namun tidak untuk tidak pesimis-untuk terus mengharapkanmu bersamaku-dalam hal ini. Walaupun sempat terpikir untuk melakukan seperti apa yang gagal aku lakukan tahun lalu, semoga pikiran-pikiran seperti itu tidak terus mengisi kekosongan ini.

kittycat

Penggalan terakhir surat elektronik itu terus membayangi pikiran saya, begitu ingin rasanya kembali ke masa dimana dia begitu bersungguh-sungguh dengan kalimat itu, dengan kekagumannya terhadap saya, dengan kecintaannya yang mendalam. Saya masih ingat dengan jelas masa itu, saya masih ingat senyum jahilnya, saya masih ingat halus jemarinya, saya masih ingat…

"gw bersihin kuteks lo ya?".
"biarin aja lah, gue lebih suka klo kuteksnya luntur gini".
"ih ga bagus tau…".
Dia tidak perlu mendengar protes saya lebih lanjut untuk tindakannya. Saya pun begitu tidak berdaya menghadapi perempuan yang satu ini, saya tidak pernah sanggup keras apalagi kasar terhadapnya. Padahal terkadang dia sama keterlaluannya dengan perempuan-perempuan lainnya, jangankan untuk melarangnya, bahkan untuk berkata tidak pun saya enggan, dia hanya perempuan biasa kan…apakah benar?!?
"lo suka type cewek kaya apa?", kali ini rentetan pertanyaannya segera dimulai.
Saya cuma bisa diam menanggapinya, dia menggigit bibirnya—menanti jawaban.
"yang kaya apa?", masih nekat dengan pertanyaannya.
"yang type rockstar…", jawab saya seadanya.
"rockstar itu yg pake bra item ama celana dalem merah ya?".
Saya hanya menyungging sedikit senyuman untuk pertanyaanya yang lain, ah perempuan ini…
"serius dong type lo kaya apa?".
Kali ini saya putuskan untuk membuka sedikit celah untuknya.
"yang kaya lo, type gue yang kaya lo".
Dia tercengang, menunduk sambil terus membersihkan sisa kuteks yang kelihatannya sudah sangat bersih, ah bibirnya…merah jambu seperti warna pipinya kini.

Kenangan itu terus menerus melabrak titik nadir yang telah saya buat, alam pikiran saya seakan tak berdaya menampik ajakan kenangan untuk selalu memutar cerita yang itu-itu saja.

Hey! get up man.. sana pergi keluar, you need some drink! Rumah ini sudah panas, entah sudah berapa jam kau paksa untuk me-repeat kisah itu?!
It wasn't me! itu ulah tukang saring darahmu! apa? minum?? cuma orang bodoh yang menenggelamkan diri dalam kubangan alkohol saat tertimpa masalah...saya cuma minum untuk celebrate something, ketika saya sedang gembira...lagian si tukang saring itu kan sudah tak sehat dari sananya, lupa?? apa kamu mau mengkonsumsi darah kotor? kamu pikir saya nggak capek hah?! ini sudah jam 2!
Well...alright then, matikan notebook itu...sepertinya dia sudah kelelahan, saya juga sudah muak dengan lagu merengek yang daritadi kau repeat.. dan coba pejamkan matamu...ngapain daritadi cuma ngeliatin e-mail?

Entah sudah berapa jam notebook itu menyala, kata-kata yang ia kirimkan pagi tadi, balasan dari e-mail saya yang lalu. Andai saya bisa, saya membenci kalimat andai seperti saya benci keringat, tapi kali ini entah mengapa kata itu begitu mempesona, dan berhasil membuai saya untuk mengucapkannya terus-menerus… damn!
Hey you! suruh si tukang saring sialan itu berhenti mengulang-ulang kisah ini!

Senyum serta nada suaranya yang manja selalu memaksa saya untuk mengingat, saya begitu dipenuhi oleh memori tentangnya, hati saya gundah membayangkan esok senyum itu bukan lagi milik saya. Duh manis sekali dia, membiarkan saya jatuh dari langit tingkat tujuh, lalu dengan santainya meninggalkan tubuh yang hancur berkeping-peing, atau bahkan hanya berupa serpihan daging.

Balutan suasana dini hari kota ini tidak juga membuat saya lemah dan memutuskan untuk sementara waktu berdiam diri, menikmati waktu istirahat yang tinggal sebentar lagi. Saya ingin sekali mengusirnya pergi, paling tidak sampai jam 7 pagi nanti, selanjutnya ia hendak mampir dan mengobrak-abrik pikiran saya pun tak apa, saya hanya butuh terlelap barang sejenak, dan berhenti mendengar buaian suaranya.

"gue mau ngelakuin sesuatu boleh ga?".
"apaan?".
"tapi janji ya jangan marah?".
"apaan dulu?".
"janji dulu".
"apaan sih?".
"janji dong".
Saya melihat dengan jelas roman mukanya, air muka seperti biasa ketika ia memulai rentetan rajukannya, saya tahu kali ini berbeda, saya tahu ia sudah tak sabar menanti.
"janji ya?".
Cukuplah saya membuatnya kesal.
Cukuplah saya membiarkan dia berharap.
Saya pun sudah mulai gila dengan kemanjaannya.
"sini", ujar saya sambil menariknya ke pelukan
Selanjutnya itu kali pertama bibir mungilnya melebur dengan milik saya.

Dia hadir lagi di kepala saya, dia bujuk lagi pikiran saya untuk memenuhi seluruh isi otak saya akan keberadaannya. Saya cuma minta sedikit waktu untuk mengosongkan pikiran ini, sedikit waktu untuk memanjakan diri diatas empuknya batal dan dekapan hangat guling. Saya hanya ingin tidur, ini sudah menjelang pagi, besok setumpuk pekerjaan menanti, dan ah…sepertinya sudah terlambat untuk memintanya pergi dari sini.

You want me?
Fucking well come and find me
I'll be waiting
With a gun and a pack of sandwiches
And nothing**

Berkali-kali lagu ini saya repeat, berkali-kali pula penggalan liriknya menenggelamkan saya, dalam berkali-kali itu pula saya menghela nafas panjang, arghh…screw you!

Saya ingin sekali berteriak di hadapannya, saya ingin sekali memakinya, saya ingin, sangat ingin sekali bahkan untuk menamparnya—sekali saja. Bibir itu, mata itu, jemari mungil itu, hidung itu, semuanya…semuanya yang ia miliki dan telah ia berikan pula pada saya, keseluruhan tubuhnya yang telah saya jamah bertahun-tahun.
Tak mungkin, saya tak mungkin rela, saya bahkan begitu jijik membayangkan tubuhnya dijamah orang lain, dia milik saya seutuhnya. Masihkah? ataukah saya hanya berhalusinansi karena tak kunjung tidur malam ini?
Hey moron! turn off that notebook & your sissy song! go to sleep!!!

Saya ingin sekali dia hadir malam ini tepat disebelah saya, seperti yang selalu ia lakukan ketika perih ini merajam, seperti yang selama ini juga saya lakukan ketika sakit menghantamnya.

Kamu dimana?!?
Kamu dimana?!?
Kamu dimana sih?!?

Hati saya berteriak, jiwa saya memberontak, dia hanya milik saya, dia hanya boleh tersentuh oleh saya, dia hanya diijinkan untuk mencintai saya.
Saya meradang, malam ini ingin sekali saya tegaskan bahwa kuasa atasnya hanya ada pada saya, cuma untuk saya…sadarkah dia, bertahun-tahun saya tahan gejolak untuk mengikatnya tepat disisi saya, saya hampir berhasil, ya saya hampir berhasil menyematkan tali kekang itu di hidupnya, sampai akhirnya…goddamnit! kenapa dia harus menghilang?!

Saya mencoba menghubungi telepon selularnya, nada sambung berkali-kali namun suara seraknya tak kunjung berucap "hallo…", pick up that goddamn phone!
Paling tidak jawablah panggilan saya, saya tahu jelas kamu belum tidur, saya tahu jelas apa yang kamu lakukan saat ini, kumohon jangan buat saya tersiksa oleh bayangan, di kepala saya tergambar jelas tawamu, di hati saya tertoreh dalam kalimat-kalimat manismu, ungkapan sayangmu yang bertubi-tubi…
Jawablah sayang
Jawablah seperti biasa kau menyapa panggilan ini.
Jawablah…
Im starting to get insane here.

dari pertama aku bersihin sisa kuteks kmu sampai sekarang aku ketik e-mail ini...

Suaranya kembali menggema, dan terbayang bibir mungilnya ketika kalimat itu terucap, menyemu merah, mungil, dan lembut.
Oh god! begitu setiap detail akan dirinya tak juga sanggup saya hilangkan, lalu bagaimana mungkin malam ini saya jalani sendirian, bagaimana mungkin kehangatan selimut yang membalut saya dapat menggantikan kenyamanan dekapannya, saya ingin tidur… berapa kali kalimat itu keluar, saya ingin tidur! arghh saya ingin sekali tidur… ijinkan mata ini tertutup dan membuang jauh-jauh jalang itu keluar dari pikiran saya, saya mohon, saya ingin tidur!

"promise me to never leave me?", ia menenggelamkan separuh kepalanya di dada saya, sambil meminta janji dengan rajukannya yang khas.
Saya membalas permintaan itu dengan sebuah ciuman di keningnya.
"promise me?", ujarnya lagi.
Saya menatapnya lekat, mencari-cari sudut rupanya yang mungkin akan membuat saya tertawa, tapi tidak…ia begitu terpahat sempurna, ia begitu menggoda, begitu adanya!
"oh c'mon, promise me", kali ini nadanya sedikit meningkat, rajukannya berubah menjadi paksaan.
"never…", bisikku lembut.
 Ia menatap mata saya dengan bola matanya yang mungil.
"never…", ulangku lalu melumat bibirnya yang selembut marshmallow...
(saya memang tidak berencana meninggalkanmu sayang...)

Are you an idiott or what?! she is already gone! face it! dan cepatlah tidur, rumah ini sudah panas sekali rasanya...
It wasn't me! kamu nggak dengerin saya ya?! it wasn't me! suruh si tukang saring itu berhenti...bukannya kamu punya otoritas untuk itu??

Saya masih ingat saat itu… saat dimana dunia seakan melebur bersama-sama kami, saat dimana kedua tubuh kami melumer bersamaan dengan larutnya malam, saat berjam-jam membahas keTuhanan tanpa sehelai benang, ah kenapa begitu jelas ingatan ini tertanam, tidakkah luka ini akan cukup dalam menancapkan keraguan, saya harus berkeyakinan mulai dari sekarang bukan?!? atau mungkin saya memang dilahirkan untuk tidak berkeyakinan, sepertinya…saya pun rela untuk berhenti percaya!
Kali kesekian saya menimbun rasa percaya adalah ketika pertemuan dengannya ditorehkan takdir di hidup saya, iya perempuan itu…yang memaksa saya melek semalam suntuk ini.
Perempuan itu…yang telah rela saya terima dengan lapang dada, dengan segala warna-warni hidupnya, dengan serentetan kehebatannya memanipulasi sesuatu menjadi nyata. Perempuan itu telah dengan liciknya menyeret saya menuju jurang ini, menjerumuskan saya dalam kenistaan, membuat saya menjauh dari kejaran impian—dan lari tunggang langgang ke arah kenyataan.

Lalu kemana ia kini, kemana dia pergi disaat hati saya sudah sepenuhnya saya berikan, disaat sayap sudah saya patahkan sebelah untuk tidak dapat kembali dalam keabadian, disaat saya sudah berdamai dengan segala ego dan menjadi seperti yang dia pinta. Dia berubah dari bidadari menjadi malaikat pencabut nyawa, direnggutnya nafas kehidupan terahir saya dan entah dihempaskannya kemana, dia buat saya tercekat mati raga, dia buat saya sekarat, dia buat saya insomnia…dia buat saya meradang!
Dia lenyap ditelan bumi.
Dia enggan berlama-lama meniti setapak demi setapak jalan yang harus saya daki.
Dia mungkin hanya tak sanggup menahan gejolak hasrat, dan kemudian pergi meninggalkan saya sendiri dengan hanya mengirimkan sebuah surat elektronik, permohonan maaf yang mendalam, bukti penyesalan atas pengkhianatannya selama ini.

Dia tak lagi suci dimataku.
Dia bukan lagi my baby grand.
Dia berhenti mencintai…

Damn! saya nggak sanggup lagi mengkontrol si tukang saring sialan itu, sepertinya penyakit turunanmu itu penyebabnya...
Alahh...sudahlah jangan cari alasan, akui saja kalau kamu sudah kehilangan wibawa!
Hey, bukan cuma saya yang punya andil pengaruhi dia, kenapa tak kau salahkan retina? tulisan yang kau baca berulang-ulang itu biangnya!
Arghh...shut your mouth!

and i know that u'll be there for me
u deserved to get better
kamu hadiah dr Tuhanku
yg gak berhasil aku jaga baik2...
u know i adore you...
dari pertama aku bersihin sisa kuteks kmu sampai sekarang aku ketik e-mail ini...

Saya kembali mengamati setiap baris tulisannya, saya kembali terhempas dengan rangkaian katanya yang selalu berhasil menjatuhkan. Saya tidak tahu mengapa ada ketertarikan tersediri pada 2 baris terakhir suratnya, saya pun tak mengerti mengapa 2 baris kalimat terakhir itu begitu mengusik kegetiran saya, mungkin pesan itu begitu menarik bagi sisi pahit hidup saya kini, mungkin juga pesan itu menambah kepahitan yang saya rasakan kini.

Saya kira cukuplah jam istirahat saya terganggu malam ini, saya harus sesegera mungkin menyimpan kisah ini dalam rak kaca, selanjutnya saya hanya akan memutarnya sesekali, saya berhenti marah padanya—entah mengapa…

Mungkin selama ini dia ada benarnya, saya gagal menjalankan peran sebagai laki-laki, bahkan untuk membencinya pun saya tak sanggup. Tapi sudahlah, inilah rasa yang seharusnya saya bingkiskan untuk perempuan tercerdas di hidup saya, cinta yang selalu dikisahkan dalam roman percintaan klasik, cinta sebagaimana adanya.

Lalu saya rangkaian kalimat balasan untuknya, saya sisipkan betapa rasa kehilangan ini menorehkan luka yang terlampau sulit untuk dihilangkan, untuknya saya sengaja kirimkan bagian terakhir dari keseluruhan rasa yang telah saya rawat baik-baik selama ini, semoga dia mendengarnya, dan membalas ketulusan ini dengan senyuman…
Akhirnya saya menyerah, saya berhenti memakinya, berhenti memaki diri saya sendiri.

now, i let you go with free...
reach your happiness out there...
jgn lupa, kamu dah dewasa, stop playin with fire ;P
tebuslah semua kesalahanmu dengan setia dgn
siapapun pasanganmu...

Kini saya bersandar pada luka yang ia berikan, membiarkan segenap kekuatan saya terkuras habis untuk perih yang tiba-tiba saja ia hadiahkan. Saya menyerah, saya tutup usai semua kisah yang telah kami tulis bersama. Dia mungkin merajam hati saya dengan sakit yang luar biasa, memaknai kasih setia saya dengan kebohongan, namun dia tetaplah perempuan yang saya daulat sebagai dewi, tak sepatutnya saya memendam benci pada perempuan yang saya pasrahkan hati ini kepadanya, atau sebenarnya sudah sepantasnya saya balaskan dendam ini lewat damai. Atau memang saya sudah tidak pantas menyandang gelar laki-laki. arghh…tai kucing! saya tidak peduli lagi, saya cuma mau tidur sekarang...

Well, so long kittycat…
"I'll be fine"

RIMA PEMBUNUH HASRAT!!

syachmare
yaa' membeli
mengkonsumsi
hasrat takkan terpenuhi
diproduksi
dalam bentuk lebih tinggi
seperti kata Gilles Delueze dan Felix Guattari

pada taraf tinggi
mereproduksikan imaji
mengkomunikasikan tingkat sosial dan gengsi
implementasi objek yang membombardir utiliti

pada diri kalian
dan diri kami sendiri
tak lagi peduli
pada posisi
dimana kita tak mampu membeli
berspekulasi
bagaimana memenuhi kepuasan birahi

fore play instansi kreator berhala mendominasi
pada visualisasi komunikasi interaksi dalam layar televisi

berhala baru dalam bentuk yang lebih menarik
merangsang hasrat
untuk bisa lebih insentif
mengorganisir nilai dalam bentuk jumlah desimal numerik
bagaimana merealisasikan setiap predikat
sebagai relasi antara subjek dan objek itu sendiri
dan barisan makna
terkubur dalam nisan bertuliskan kebutuhan

variabel nama dan harga berbeda
fungsi yang sama
objek yang sama
untuk sebuah gengsi dan gaya
haramkan dan ejekan sinis barang ketiga

klasifikasi dan alienasi
bagi para pengguna barang bajakan
dalam gengsi gaya membudaya
terkafani eksploitasi buruh dalam bekerja

terlupa dosa
nepotisme kolusi
dan korupsi
atau apalah arti dari regenerasi
dari setiap penerimaan calon peggawai negeri

bahkan untuk seorang calon polisi
yang jelas-jelas terlalu oposit
bila dikatakan makna dari sejumlah nilai yang tinggi adalah sebuah bentuk dari royalti

yaa' kalian telah menemukan tuhan kalian sendiri
dalam sosok yang selalu diperbaharui
duniawi
bermateri adalah kepuasan lain dari birahi

terlalu najis
fenomenologis
bagi para apatis
hedonis
untuk tetap eksis
dalam melegitimasi kehidupan ala selebritis nan metropolis

replika malaikat seksi yang terjegal RUU pornografi
menawarkan hasrat untuk membeli
dan setan berpatisipasi
dalam usaha mengkulturisasi

bersujud pada materi
diantara rumah dan mobil mewah
konotasi ponsel lebih dari sekedar arti komunikasi
akumulasi representasi gaya hidup bergengsi

stereotipe berhala dua dimensi
ekspansi ala gospel kristenisasi
periodikal berkala selalu diperbaharui
lebih mendominasi daripada kitab suci

siapkan posisi
persetan globalisasi
belenggu hasrat kami
sehingga ekskalasi dan eksplorasi
tak izinkan kami untuk ikut berpartisipasi

stereotipe berhala dua dimensi
ekspansi ala gospel kristenisasi
periodikal berkala selalu diperbaharui
lebih mendominasi daripada kitab suci

siapkan posisi
persetan globalisasi
belenggu hasrat kami
sehingga ekskalasi dan eksplorasi
tak izinkan kami untuk ikut berpartisipasi

fore play menggila instansi kreator berhala mendominasi
pada visualisasi komunikasi interaksi dalam layar televisi

yaaa' dan hambanya kan berjanji untuk tetap berkoorporasi
selalu membeli dan berpartisipasi ciptakan surga duniawi

mengingatmu.........

hanya mengeja luka dan leka

nyeri dan jeri tanpa nama

tanpa aksara

bahkan

tanpa airmata.

pekerja

tahukah kamu siapa saya?

saya adalah orang yang lelah
sebagiah waktuku adalah kurasan tenaga
sebagian lain adalah makan, berak, nonton, tidur
jangan kamu tanyakan bagaimana cara bersenang2
saya sudah hampir2 lupa itu
senang2 ketawa2 lepas....ah jangan berharap deh
kalopun saya tertawa tapi hati mengumpat
begitu juga teman2 yang lainnya
apakah kamu pernah tahu akan hal ini? perasaan seperti ini?
hal ini sudah berjalan beratus2 generasi loh
om simon si supir selalu melemparkan lelucon2nya
tempo hari dia bercerita soal 3 anaknya yang harus sekolah
pak de soebandrio saban hari menyemai bibit sengon, akasia, dan gamal
pemandangan ini sungguh menyakitkan....saya marah....lalu?
si andi adiknya opname kena dbd terpaksa gaji 7 bulan amblas
kami tetap tertawa.....tak terlihat kan
pamanku bos kayu tanahnya adalah barisan bukit
300 pekerja yang dia miliki....ada 300 kehidupan disana
300 adalah barisan kami tetap tertawa
saban bulan terima gaji 5 hari juga habis
apakah kalian pernah tahu ini? apakah kami harus mengeluh?
kalian tidak pernah tahu kami selalu mengeluh
hidup apa ini? dunia macam apa?
yah sudahlah
inilah kami
kami adalah pekerja

bolang sudah mati
jangan tanya lagi tentang bocah petualang

Suara Kebenaran

Rabu, 29 Oktober 2008

Bosan adalah saat dimana cinta mati...
Dan hasrat jadi tak lebih dari busuk basa basi

Smoga gada kbosanan dalam bentuk apapun dr dlm diri gw..

senyum trs ya mi mskipun sedih terasa..
org lain tak blh tau..!!

Adalah Dia....

adalah dia yang terus-menerus membuatku mengharap,
adalah dia dengan segala kekurangan yang membuatku terus mencinta,
adalah dia yang kudaulat menjadi cinta platonisku.
Dia yang kini membuatku mencinta dan bercinta di sisi lain.