Sahabat yang telah lama menghilang

Selasa, 12 Mei 2009

Citayam, 12 Mei, 2009

Entah mengapa malam ini aku teringat akan seseorang yang pernah hadir dalam hidupku beberapa waktu yang lalu, satu tahun lalu terakhir aku mendengar suaranya. Berkali-kali aku menghubunginya, bahkan nomor rumahnya tidak lagi bisa dihubungi. Aku memang tidak pernah bisa mendatangi rumahnya, karena memang ada hal-hal yang membuatnya tidak mengijinkanku untuk itu yang tidak bisa aku bagi disini dan aku sangat menghargai hal itu. Saat berada di kelas satu SMA aku mulai mengenalnya sebagai seorang vokalis band punk yang cukup terkenal saat itu di kota kelahiranku. Darinya aku mendapatkan banyak hal, terutama tentang jalan hidupnya dan bagaimana dia dengan sangat besar hati menjalaninya. Tentang bagaimana membiayai kebutuhan anak tunggalnya sebagai seorang single parent, bekerja sebagai guru SMP sambil kuliah dan sesekali bekerja lepas sebagai seorang pembawa acara dan pengajar les privat.
Dia selalu menghadiahiku dengan canda dan tawa ketika kami bertemu, dan tidak pernah menunjukkan kesedihannya ketika tengah menceritakan tentang hidupnya. Berbagai sinis mengenainya dari orang-orang yang mengenal kami selalu saja menyerang, bahkan aku pernah ditanya oleh seseorang yang aku kenal mengenai kedekatanku dengannya yang berstatus pernah menikah, dan aku tidak malu untuk mengakuinya bahwa kami memang sangat dekat, begitu pula dengannya yang tidak pernah peduli atas penilaian orang terhadapnya.
"Ngasih makan anak gue juga engga, kenapa juga gue harus peduli ama omongan mereka", kata-kata saktinya selalu saja membuatku tersenyum.
Tanpa pernah mempedulikan apa yang orang ramai bicarakan mengenainya, dia memberikanku sesuatu yang berbeda untuk hidupku. Menjadi seseorang yang merawatku ketika sayapku terluka hingga aku dapat terbang kembali, dia selalu ada ketika aku membutuhkannya, memberikan kesejukkan ketika jiwaku mulai terbakar oleh api-api kekecewaan. Dia pernah tak henti-hentinya mencegahku untuk mengakhiri hidup, nekat untuk menemuiku saat itu, memaki kobodohan yang hendak aku lakukan dan berjanji akan menamparku ketika kami bertemu. Namun janji itu tidak pernah terpenuhi, beberapa hari setelah kejadian itu, setelah dia memastikan bahwa aku masih bernafas, dia menghilang begitu saja...entah apa yang membuatnya memutuskan hal tersebut, namun apapun hal itu, aku tetap menghormati keputusannya, dan dia tidak menghilang dengan tanpa memberikan sesuatu, sesuatu yang sangat berharga bagiku. Tentang bagaimana dia dengan tegar dan penuh keceriaan menjalani kehidupannya, membesarkan anak lelakinya 'Tama' seorang diri tanpa mengharapkan bantuan dari ayah anaknya yang meninggalkan mereka begitu saja.
Seorang wanita yang sangat kuat dan menyenangkan, dengan wajah yang seputih awan dan mata yang selalu genit menggodaku, tangan mulusnya yang pernah memelukku dari belakang ketika kami berboncengan di bawah guyuran hujan. Entah apa yang tengah terjadi dengannya saat ini, bagaimana kabar anaknya, kehidupannya, atau bahkan kini dia telah bersama seseorang yang dapat menerima dia dan anaknya. Semoga dia kini tengah berada dalam apa yang pernah dia harapkan. Seorang sahabat yang saat ini sangat aku rindukan kehadirannya untuk berbagi keceriaan...


0 komentar: