"TAI"

Rabu, 14 Januari 2009

Pagi, siang, malam tak berarti bagiku.

Ketika semuanya serba berantakan dan tak pernah lagi menyenangkan.
Waktu demi waktu aku tetap menjijikan.
Dalam selokan dan pojok got yang berceceran.


Aku tak pernah tahu lagi apa itu waktu, karena waktu telah menyita keberadaanku.
Bertahan untuk makan berak, atau dalam tumpukan sampah.
Kumpulan manusia tak lagi menyadari eksistensinya.
Hanya diperkosa waktu dan keringat setan kota ini.


Bahkan di pojok got dan selokan kota aku menanti.
Menanti melihat apa yang akan terjadi.
Ketika hegemoni telah mendiami sisi hidup.
Dan barisan itu hanya terdiam dan kikuk tak sadar akan kehancuran,
kehancuran yang tercipta oleh mereka dan mereka juga.


Aku tersenyum dan menjarah setiap kemungkinan konsumtivisme.
Dalam setiap konsumtivisme yang lahir dari kandungan mall-mall yang berseri.
Pada malam-malam kelam aku berjalan dan bertahan.
Yang seperti biasa aku lakukan, karena aku sebongkah tai.

0 komentar: