pengantar menuju kota fantasi..

Rabu, 24 Desember 2008


Oh..indahnya kota ini, begitu terang dikala malam, begitu ramai dikala siang. Di sudut-sudut kota begitu ramai mereka yang terlelap beralaskan kardus dikala malam. Di tengah-tengah kota, di pusat keramaian, di jalan-jalan utama, begitu ramai mereka yang hilir-mudik dengan beraneka macam busana, beraneka ragam kendaraan, beraneka ragam wajah, beraneka ragam keseragaman. Disana, masih dibawah ketinggian gedung-gedung, terlihat gambar-gambar menarik, dengan model-model manusia berparas menarik, berkomunikasi dengan masyarakat. Kata-kata indah dirangkai sedemikian rupa, mengajak masyarakat menuju dunia yang mapan, membangkitkan hasrat yang sekarang ini gencar diburu setelah lama hanya memburu pada tataran produksi.


Oh..besarnya papan-papan dan spanduk-spanduk kain yang menjadikan kota ini begitu indah. Bila gelap datang, sorot lampu terpusat meneranginya. Sedangkan tidak banyak yang lokasinya tegak berdiri diantara minimnya terang yang menerangi tempat tinggal penduduk, bahkan sengaja di gelapkan karena anjuran birokrat yang berbicara mengenai penghematan. Dan berlomba mengeksplorasi tempat strategis dimana setiap langkah dan diam tidak luput dari penglihatan.


Oh..menariknya para bidadari dan pangeran yang terpampang dari hasil proses seleksi. Putih, cokelat, hitam, biru, merah, kuning, hijau, ungu, dan banyak warna lainnya. Putih untuk menggambarkan putih, emas untuk menggambarkan emas, hitam untuk menggambarkan hitam, hijau untuk menggambarkan hijau, kuning untuk menggambarkan hijau. Pose-pose menarik dari berbagai sudut pengambilan gambar, berdiri, duduk, tersenyum, mengajak menjadi sepertinya.


Oh..indahnya setiap rangkaian kata dengan ukuran-ukurannya yang besar dan cantik. Berbicara, mengajak berkomunikasi, menginformasikan, dan yang menjadi lawan bicaranya menuju tempat berbeda untuk melanjutkan komunikasinya. Dan tak lama terjadi pembicaraan indah diselingi akumulatif nilai. Disana, masih disitu, ada angka-angka dalam format rupiah, bahkan barang-barang komoditi yang dijanjikan gratis kepada mereka yang setia berinteraksi. Interaksi dalam pasar, pembeli dan penjual. Gratis segratis nota yang diberikan setelah melakukan transaksi tunai.


Dulu, semasa aku masih berada di bangku sekolah, temanku adalah seorang yang aktif dalam kepengurusan osis, khususnya sebagai pengurus mading. Cukup banyak dalam satu minggu dia mendapatkan kertas-kertas penuh tulisan maupun gambar. Di hari terakhir sekolah dalam satu minggu, dia selalu sibuk memilah apa yang akan dia tempelkan di mading sekolah. Tentunya apa yang hendak ditempelkan harus memiliki tujuan, tujuan yang sudah ditentukan, penuh dengan pesan moral, pengetahuan positif, dan jauh dari pembangkangan. Dan tentu saja semua telah diatur dalam sistem yang telah mapan dan mengatur agar sistem tersebut selalu mapan.

mimi lelah.. istirahat!!

0 komentar: